Sejarah Islam- Eritrea

Suku Arab Rashayda yang terakhir datang di Afrika (1850):

Situasi suku Arab banu mengatakan rashid Rashayda

Rashaida, Rashaayda atau Banu Rashid (bahasa Arab: رشيد الرشايدة 'Pengungsi' Timur) adalah suku Arab yang menghuni Eritrea dan Utara Sudan. [2]

Pada 1846, banyak Rashaida bermigrasi dari HIjaz Arab Saudi saat ini terhadap yang sekarang Eritrea dan Utara Sudan setelah pecah perang suku mengerikan di tanah air mereka.

Sudan dan Eritrea Rashaida tinggal di dekat Beja Sedunia. Sejumlah besar Rashid Banu masih terletak di Semenanjung Arab.

Perbandingan antara hitam Sudan kecil tanpa percampuran dengan orang Arab dan Arab Sudan tanpa percampuran dengan kulit hitam

Rashid Bani yang berhubungan dengan adnanite suku Banu Abs. [3]

Rashaida telah memelihara pakaian, budaya, Bea Cukai, balap unta tradisional dan praktek Sunni Islam. [4]

Perlombaan unta Rashaida suku keturunan populer di semua Sudan dan Semenanjung Arab dan mencapai harga yang sangat tinggi. Orang Arab Rashaida berbicara dialek Arab pengaruh.

Mereka berada di sepanjang pesisir Laut Merah di Sudan Provinsi Kehye Semenawi Bahri di Massawa di Eritrea.

Mereka berbicara dalam bahasa Arab dan menikah dalam suku mereka sendiri.

Nomad penggembala unta, atau membuat perdagangan, mereka didorong untuk menetap sejak 1993 di utara Semhar

Kassala ibukota Kassala negara bagian di Sudan Timur, kota dihuni sebagian oleh orang Arab Banu Rashayda

Referensi

^ [1] Eritrea sensus.

^ Muda, William C., "Rashaayda Badui - Arab penggembala di Sudan Timur", 1996.

^ Rashaida rakyat sejarah, Niaz Murtaza penjarahan keberlanjutan di Eritrea 1998, p.177

^ Snap Shots, Al - Ahram mingguan, 29 Desember 2005, 4 Januari 2006, Edisi No. 775

^ UNHCR laporan [2], pengungsi dan Rashaida: perdagangan manusia dan lalu-lintas Eritrea Sudan dan Mesir

Catatan ini telah diposting di sejarah umum Islam.

Sejarah Rustumides Khawarij dari Tahert oleh Ibnu Stevy:

Dunia Islam pada tahun 900, Muslim Tahert negara, berlari dari Tahert, M'zab, Jerba (Selatan Tunisia) dan Nafusa (Libya)

IBNU STEVY KRONIK PADA ULAMA TAHERT ROSTOMIDES

Akhbar al - a'imma al-rustumiyyin

Cerita tentang imam Rostomides.

Beberapa Abadhites telah dilaporkan kepada saya fakta-fakta berikut mereka dianggap sebagai nenek moyang mereka:

Ketika Abadhites diri yang melekat Tahert dan ingin mengisi kota ini, karakter utama mereka bertemu di perakitan dan berkata: "Seperti yang Anda tahu, negara kita tidak dapat dibentuk dan dipimpin oleh seorang Imam, yang akan kita gunakan untuk penegakan hukum kami, yang akan melakukan keadilan yang tertindas melawan penindas, akan memimpin doa-doa kita, akan menerima persepuluhan pendeta kami akan membayar dia dan akan dibagi antara kita."

Setelah memiliki dibahas, mereka mengakui bahwa ada di masing-masing suku-suku mereka satu, dua atau lebih karakter Markus yang arah urusan dalam suku dan layak Imamat. "Tapi, mereka keberatan, Anda adalah semua pemimpin dan kami percaya tidak bijaksana untuk memakai preferensi kami di salah satu dari Anda lainnya, yang dapat menyebabkan perubahan disesalkan ketentuan mereka. '' Mungkin kita désignerions sebagai kepala menjadi anggota keluarga-Nya atau yang sebagian kecil dengan mengorbankan orang lain; Ia dengan demikian kecewa Roh dan Anda akan melihat perpecahan yang berkembang biak dan Uni untuk melemahkan. Kami memiliki ' Abd er Rah' manusia ben Rostem; ada tidak ada suku kaum yang bisa membantu mendominasi atau sebagian kecil yang dapat mengambil keuntungan baginya. Sudah, Imam Abu Khattab 1 telah disetujui untuk Anda sebagai hakim dan wasit. Biarkan dia karena arah bisnis Anda; Jika benar, itu akan menjadi seperti yang Anda inginkan. Jika sebaliknya, Anda bertentangan dengan keadilan, Anda deposito dan ada tidak ada suku untuk melindungi atau keluarga untuk mempertahankan. »

Semua sedang didukung dalam pendapat ini, mereka pergi bersama-sama ' Abd er Rahman: "A awal kami, katakan kepadanya imam telah menyetujui Anda. Hari ini, itu adalah kita yang memilih Anda dan ingin menempatkan Anda di kepala kita. Seperti Anda ketahui, kami